Terapi yang Efektif Untuk Seseorang yang Mengalami Penyakit Jiwa
Meski bukan penyebab utama kematian, menurut Dr. Vijay Chandra, Health and Behaviour Advisor dari WHO Wilayah Asia Tenggara (WHO-SEARO), gangguan jiwa merupakan penyebab utama disabilitas (ketidakmampuan, cacat) pada kelompok usia paling produktif yakni antara 15-44 tahun.
Gangguan Jiwa ( Skizofrenia ) merupakan jenis penyakit kejiwaan yang kini semakin marak dialami oleh masyarakat terutama di wilayah perkotaan dan membutuhkan terapi khusus untuk menanganinya. Beberapa tahun belakangan, klinik kami banyak kedatangan pasien atau keluarga pasien yang mengeluhkan permasalahan yang berkaitan dengan gangguan kejiwaan atau skizofrenia, yang ternyata terjadi peningkatan signifikan ditiap tahunnya.
Schizophrenia atau dalam bahasa Indonesia skizofrenia, merupakan suatu penyakit yang sering dibicarakan banyak orang pada sekarang ini. Meskipun begitu tidak semua orang memahami tentang jenis penyakit skizofrenia ini, dalam kasus ini si penderita sering disebut sebagai orang yang kerasukan setan, hidup yang dipenuhi rasa takut yang sangat besar, merasa ada yang menyiksa sehingga si penderita berteriak kesakitan tanpa ada sebabnya. Juga terkenal dengan sikap kekerasan dan tidak terkontrol.
Si penderita mulai memiliki keinginan untuk menyendiri, memiliki khayalan yang sangat tinggi, dan menikmati kesendiriannya itu. Terlalu menikmati kesendirian itu bisa memicu munculnya fantasi-fantasi semu. Jika fantasi-fantasi tersebut berubah menjadi persepsi nyata dan diyakininya, maka si penderita akan mulai berbicara sendiri atau dengan fantasinya.
Si penderita mengalami ketidakmampuan untuk mengingat di mana dia berada dan jam berapa pada saat itu. Orang dengan kesulitan orientasi ini terjadi karena memorinya hanya berputar pada masalah-masalah yang dipikirkan sehingga kehilangan kemampuan untuk mengenali waktu, tempat, dan orang lain.
Pada saat si penderita diminta untuk melakuka perhitungan sederhana, dirinya tidak mampu melakukannya dengan mudah. Perhitungan yang mudah itu menjadi sebuah tugas sulit untuk dirinya. Selain itu, si penderita juga jadi tak bisa mengenal dan mengingat nama-nama orang yang pernah dikenalnya.
Seseorang yang mengalami sakit jiwa mengabaikan kebersihan dan penampilan dirinya. Mereka menganggap penampilan dan kebersihan diri itu tidak penting. Bahkan, beberapa penderita gangguan jiwa sampai ada yang tidak mengenakan baju dan berkeliaran ke mana-mana.
Si penderita bisa mengalami perubahan mood yang sangat cepat. perubahan yang sangat cepat itu membuatnya menjadi susah terkontrol. Stimulus yang sangat ringan juga bisa membuat mereka menjadi marah atau sedih secara berlebih.
Banyak perilaku aneh yang ditunjukkan seseorang jika dirinya mengalami gangguan atau sakit jiwa. Misalnya, mengurung diri di kamar, berbicara sendiri, tertawa sendiri, marah berlebihan sengan stimulus ringan, berjalan mondar-mandir, berjalan tanpa arah dan tujuan yang jelas, serta menangis secara tiba-tiba.
Si penderita gangguan jiwa berusaha untuk tidak melakukan apa-apa bahkan marah jika diminta untuk melakukan sesuatu.
Terapi satu ini memiliki maksud agar penderita mampu kembali melakukan adaptasi dengan lingkungan sosialnya serta dapat menjaga serta merawat diri sendiri. Terapi ini sangat penting bagi setiap penderita jenis gangguan kepribadian dan mental agar dirinya mampu meningkatkan sisi kemandirian dalam dirinya.
Ada banyak orang dengan masalah kesehatan mental tak bisa kalau tak dibantu oleh orang-orang sekitarnya dan inilah yang menyebabkan ketergantungan bagi si penderita. Terapi ini akan menolong si pasien supaya tidak tergantung pada siapapun sehingga juga pasien tak menjadi beban bagi keluarganya sendiri. Penderita yang menempuh terapi ini biasanya masih harus tetap menempuh terapi obat-obatan.
Psikoterapi merupakan jenis terapi yang pastinya juga dibutuhkan oleh setiap orang yang mengalami gangguan kesehatan pada mentalnya. Cara ini salah satu alternatif yang paling sering dipilih untuk mengatasi masalah kejiwaan seseorang demi memulihkan kondisi mental si pasien juga. Hanya saja, lihat dulu beberapa metode psikoterapi di bawah ini sebelum memutuskan mana yang paling tepat.
Terapi Psikodinamik
Terapi jenis ini adalah terapi yang mengutamakan metode berbicara secara terbuka dengan sang pasien. Pada cara ini, pasien akan dibuat sangat nyaman mengobrol dengan si terapis dan akhirnya pun pasien mampu mengutarakan isi pikiran dan perasaannya tanpa ada gangguan dari luar.
Ketika pasien merasa sudah nyaman dalam proses pengutaraan pikirannya, biasanya pola perilaku pasien tersebut akan terlihat secara tak sadar selama berlangsungnya terapi. Terapis akhirnya baru bisa membuat kesimpulan akan sumber masalah si pasien yang menjadi penyebab depresi. Setelah sumber masalah terdeteksi, terapis akan melakukan pengubahan perilaku abnormal pasien.
Terapi Perilaku Dialektik
Terapi satu ini adalah terapi yang tujuannya adalah untuk menolong pasien dengan gangguan depresi dan cenderung berperilaku aneh. Dengan terapi ini, sang terapis akan mencoba mendalami pikiran dan perilaku ekstrem dari si pasien. Setelah itu, sang terapis akan mengajarkan penderita untuk mengembangkan kemampuan interpersonalnya dengan menirukannya supaya perilaku normal bisa kembali.
Terapi Perilaku Kognitif
Untuk solusi sakit jiwa, terapi ini juga diperlukan sesuai keadaan si pasien karena dengan terapi ini biasanya pola pikir pasien dapat diubahkan dari yang negatif menjadi positif. Dari situlah kemudian perilaku pasien mampu berubah menjadi lebih baik dan tidak lagi kambuh-kambuhan.
Terapi ini tidaklah bertele-tele dan sangat praktis, hanya saja memang memerlukan kerjasama antara pasien dan terapis di mana terapis perlu mengamati dan kemudian membuat evaluasi perilaku pasien berdasarkan tugas yang disediakan. Biasanya penderita gangguan mood, fobia, dan anoreksia adalah yang paling cocok untuk menempuh metode terapi ini dengan masa terapi selama 7 bulan.
Terapi Interpersonal
Jenis terapi ini biasanya adalah solusi bagi yang menderita depresi karena masalah interaksi dengan orang lain. Kelainan dalam berinteraksi akan dibedah melalui terapi ini, tentang apa saja penyebabnya dan bagaimana menyembuhkannya supaya bisa kembali normal. Selama 20 minggu, terapi perlu dilakukan oleh si pasien dengan tujuan supaya ada peningkatan pada kemampuan interpersonalnya
Untuk menangani penderita jenis-jenis penyakit sakit jiwa, maka terapi obat-obatan atau psikofarmakologi adalah cara yang termasuk ampuh. Terapi melalui pemberian obat-obatan biasanya memiliki tujuan supaya dapat menghilangkan gejala-gejala klinis pada gangguan fungsi neurotransmitter di dalam tubuh pasien. Pemberian terapi obat biasanya dilakukan dalam jangka waktu cukup lama, bisa berbulan-bulan dan bahkan bisa sampai bertahun-tahun.
Sama seperti namanya, kamu pasti sudah menduga bahwa terapi ini adalah terapi psikoreligius di mana terapi ini adalah berupa kegiatan ritual keagamaan seperti berdoa, sembahyang dan juga ada pula pemanjatan puji-pujian terhadap Sang Pencipta, kajian kitab suci, maupun ceramah keagamaan. Pengalaman spiritual dibutuhkan oleh para penderita gangguan kesehatan mental. Percaya atau tidak, dengan terapi ini pikiran penderita akan terbiasa dekat dengan cahaya ilahi nantinya.
Program rehabilitasi masih termasuk di dalam metode terapi sakit jiwa karena memang cara semacam ini dilakukan biasanya di institusi atau lembaga rehabilitasi di sebuah rumah sakit jiwa. Ada berbagai kegiatan dalam program terapi ini, seperti misalnya terapi kelompok dengan tujuan agar si penderita bisa terbebas dari stres.
Terapi kelompok juga ditujukan kepada pasien supaya ia mengerti jelas penyebab stres sehingga dapat diatasi dengan lebih baik. Melalui kegiatan kesenian, ibadah keagamaan, keterampilan, rekreasi, bercocok tanam, kursus-kursus tertentu dan juga terapi fisik seperti olahraga adalah yang biasannya diterapkan kepada pasien.
Terapi semacam ini biasanya berlangsung 3-6 bulan lamanya dengan evaluasi paling sedikit 2 kali, yaitu evaluasi tepat sebelum pasien berpartisipasi dalam program terapi berupa rehabilitasi ini serta evaluasi pasca pasien hendak dikembalikan ke sanak keluarga atau masyarakat. Dalam program rehabilitasi, dukungan keluarga sangatlah dibutuhkan dan paling penting dalam membuat pasien cepat pulih.
Gangguan Jiwa ( Skizofrenia ) merupakan jenis penyakit kejiwaan yang kini semakin marak dialami oleh masyarakat terutama di wilayah perkotaan dan membutuhkan terapi khusus untuk menanganinya. Beberapa tahun belakangan, klinik kami banyak kedatangan pasien atau keluarga pasien yang mengeluhkan permasalahan yang berkaitan dengan gangguan kejiwaan atau skizofrenia, yang ternyata terjadi peningkatan signifikan ditiap tahunnya.
Schizophrenia atau dalam bahasa Indonesia skizofrenia, merupakan suatu penyakit yang sering dibicarakan banyak orang pada sekarang ini. Meskipun begitu tidak semua orang memahami tentang jenis penyakit skizofrenia ini, dalam kasus ini si penderita sering disebut sebagai orang yang kerasukan setan, hidup yang dipenuhi rasa takut yang sangat besar, merasa ada yang menyiksa sehingga si penderita berteriak kesakitan tanpa ada sebabnya. Juga terkenal dengan sikap kekerasan dan tidak terkontrol.
Baca juga artikel : Ciri, Cara menangani dan Cara Mencegah Penyakit Meningitis
Ciri-Ciri
Berikut ini merupakan ciri-ciri orang yang mengalami sakit jiwa, yaitu :- Menarik diri dari interaksi sosial
Si penderita mulai memiliki keinginan untuk menyendiri, memiliki khayalan yang sangat tinggi, dan menikmati kesendiriannya itu. Terlalu menikmati kesendirian itu bisa memicu munculnya fantasi-fantasi semu. Jika fantasi-fantasi tersebut berubah menjadi persepsi nyata dan diyakininya, maka si penderita akan mulai berbicara sendiri atau dengan fantasinya.
- Kesulitan mengorientasikan waktu, tempat, dan orang
Si penderita mengalami ketidakmampuan untuk mengingat di mana dia berada dan jam berapa pada saat itu. Orang dengan kesulitan orientasi ini terjadi karena memorinya hanya berputar pada masalah-masalah yang dipikirkan sehingga kehilangan kemampuan untuk mengenali waktu, tempat, dan orang lain.
- Mengalami penurunan daya ingat
Pada saat si penderita diminta untuk melakuka perhitungan sederhana, dirinya tidak mampu melakukannya dengan mudah. Perhitungan yang mudah itu menjadi sebuah tugas sulit untuk dirinya. Selain itu, si penderita juga jadi tak bisa mengenal dan mengingat nama-nama orang yang pernah dikenalnya.
- Mengabaikan kebersihan dan penampilan
Seseorang yang mengalami sakit jiwa mengabaikan kebersihan dan penampilan dirinya. Mereka menganggap penampilan dan kebersihan diri itu tidak penting. Bahkan, beberapa penderita gangguan jiwa sampai ada yang tidak mengenakan baju dan berkeliaran ke mana-mana.
- Perasaannya selalu berubah-ubah
Si penderita bisa mengalami perubahan mood yang sangat cepat. perubahan yang sangat cepat itu membuatnya menjadi susah terkontrol. Stimulus yang sangat ringan juga bisa membuat mereka menjadi marah atau sedih secara berlebih.
- Perilakunya aneh
Banyak perilaku aneh yang ditunjukkan seseorang jika dirinya mengalami gangguan atau sakit jiwa. Misalnya, mengurung diri di kamar, berbicara sendiri, tertawa sendiri, marah berlebihan sengan stimulus ringan, berjalan mondar-mandir, berjalan tanpa arah dan tujuan yang jelas, serta menangis secara tiba-tiba.
- Enggan melakukan apa-apa
Si penderita gangguan jiwa berusaha untuk tidak melakukan apa-apa bahkan marah jika diminta untuk melakukan sesuatu.
Jenis Terapi Untuk Penyakit Jiwa
- Psikososial
Terapi satu ini memiliki maksud agar penderita mampu kembali melakukan adaptasi dengan lingkungan sosialnya serta dapat menjaga serta merawat diri sendiri. Terapi ini sangat penting bagi setiap penderita jenis gangguan kepribadian dan mental agar dirinya mampu meningkatkan sisi kemandirian dalam dirinya.
Ada banyak orang dengan masalah kesehatan mental tak bisa kalau tak dibantu oleh orang-orang sekitarnya dan inilah yang menyebabkan ketergantungan bagi si penderita. Terapi ini akan menolong si pasien supaya tidak tergantung pada siapapun sehingga juga pasien tak menjadi beban bagi keluarganya sendiri. Penderita yang menempuh terapi ini biasanya masih harus tetap menempuh terapi obat-obatan.
- Psikoterapi
Psikoterapi merupakan jenis terapi yang pastinya juga dibutuhkan oleh setiap orang yang mengalami gangguan kesehatan pada mentalnya. Cara ini salah satu alternatif yang paling sering dipilih untuk mengatasi masalah kejiwaan seseorang demi memulihkan kondisi mental si pasien juga. Hanya saja, lihat dulu beberapa metode psikoterapi di bawah ini sebelum memutuskan mana yang paling tepat.
Terapi Psikodinamik
Terapi jenis ini adalah terapi yang mengutamakan metode berbicara secara terbuka dengan sang pasien. Pada cara ini, pasien akan dibuat sangat nyaman mengobrol dengan si terapis dan akhirnya pun pasien mampu mengutarakan isi pikiran dan perasaannya tanpa ada gangguan dari luar.
Ketika pasien merasa sudah nyaman dalam proses pengutaraan pikirannya, biasanya pola perilaku pasien tersebut akan terlihat secara tak sadar selama berlangsungnya terapi. Terapis akhirnya baru bisa membuat kesimpulan akan sumber masalah si pasien yang menjadi penyebab depresi. Setelah sumber masalah terdeteksi, terapis akan melakukan pengubahan perilaku abnormal pasien.
Terapi Perilaku Dialektik
Terapi satu ini adalah terapi yang tujuannya adalah untuk menolong pasien dengan gangguan depresi dan cenderung berperilaku aneh. Dengan terapi ini, sang terapis akan mencoba mendalami pikiran dan perilaku ekstrem dari si pasien. Setelah itu, sang terapis akan mengajarkan penderita untuk mengembangkan kemampuan interpersonalnya dengan menirukannya supaya perilaku normal bisa kembali.
Terapi Perilaku Kognitif
Untuk solusi sakit jiwa, terapi ini juga diperlukan sesuai keadaan si pasien karena dengan terapi ini biasanya pola pikir pasien dapat diubahkan dari yang negatif menjadi positif. Dari situlah kemudian perilaku pasien mampu berubah menjadi lebih baik dan tidak lagi kambuh-kambuhan.
Terapi ini tidaklah bertele-tele dan sangat praktis, hanya saja memang memerlukan kerjasama antara pasien dan terapis di mana terapis perlu mengamati dan kemudian membuat evaluasi perilaku pasien berdasarkan tugas yang disediakan. Biasanya penderita gangguan mood, fobia, dan anoreksia adalah yang paling cocok untuk menempuh metode terapi ini dengan masa terapi selama 7 bulan.
Terapi Interpersonal
Jenis terapi ini biasanya adalah solusi bagi yang menderita depresi karena masalah interaksi dengan orang lain. Kelainan dalam berinteraksi akan dibedah melalui terapi ini, tentang apa saja penyebabnya dan bagaimana menyembuhkannya supaya bisa kembali normal. Selama 20 minggu, terapi perlu dilakukan oleh si pasien dengan tujuan supaya ada peningkatan pada kemampuan interpersonalnya
- Psikofarmalogi
Untuk menangani penderita jenis-jenis penyakit sakit jiwa, maka terapi obat-obatan atau psikofarmakologi adalah cara yang termasuk ampuh. Terapi melalui pemberian obat-obatan biasanya memiliki tujuan supaya dapat menghilangkan gejala-gejala klinis pada gangguan fungsi neurotransmitter di dalam tubuh pasien. Pemberian terapi obat biasanya dilakukan dalam jangka waktu cukup lama, bisa berbulan-bulan dan bahkan bisa sampai bertahun-tahun.
- Terapi Psikoreligius
Sama seperti namanya, kamu pasti sudah menduga bahwa terapi ini adalah terapi psikoreligius di mana terapi ini adalah berupa kegiatan ritual keagamaan seperti berdoa, sembahyang dan juga ada pula pemanjatan puji-pujian terhadap Sang Pencipta, kajian kitab suci, maupun ceramah keagamaan. Pengalaman spiritual dibutuhkan oleh para penderita gangguan kesehatan mental. Percaya atau tidak, dengan terapi ini pikiran penderita akan terbiasa dekat dengan cahaya ilahi nantinya.
- Rehabilitasi
Program rehabilitasi masih termasuk di dalam metode terapi sakit jiwa karena memang cara semacam ini dilakukan biasanya di institusi atau lembaga rehabilitasi di sebuah rumah sakit jiwa. Ada berbagai kegiatan dalam program terapi ini, seperti misalnya terapi kelompok dengan tujuan agar si penderita bisa terbebas dari stres.
Terapi kelompok juga ditujukan kepada pasien supaya ia mengerti jelas penyebab stres sehingga dapat diatasi dengan lebih baik. Melalui kegiatan kesenian, ibadah keagamaan, keterampilan, rekreasi, bercocok tanam, kursus-kursus tertentu dan juga terapi fisik seperti olahraga adalah yang biasannya diterapkan kepada pasien.
Terapi semacam ini biasanya berlangsung 3-6 bulan lamanya dengan evaluasi paling sedikit 2 kali, yaitu evaluasi tepat sebelum pasien berpartisipasi dalam program terapi berupa rehabilitasi ini serta evaluasi pasca pasien hendak dikembalikan ke sanak keluarga atau masyarakat. Dalam program rehabilitasi, dukungan keluarga sangatlah dibutuhkan dan paling penting dalam membuat pasien cepat pulih.
Post a Comment for "Terapi yang Efektif Untuk Seseorang yang Mengalami Penyakit Jiwa"