Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Penyebab Depresi Pada seseorang dan Cara Menanganinya

Penyebab Depresi Pada seseorang dan Cara Menanganinya
Depresi dapat disebabkan oleh banyak hal, seperti trauma, sedih berkepanjangan, masalah keuangan, hingga tak memiliki pekerjaan. Namun ternyata tanpa mengalami hal-hal tersebut seseorang bisa juga mengalami depresi.

Depresi adalah salah satu gangguan kesehatan mental yang terjadi sedikitnya selama dua minggu atau lebih yang memengaruhi pola pikir, perasaan, suasana hati (mood) dan cara menghadapi aktivitas sehari-hari. Ketika mengalami depresi kita akan merasa sedih berkepanjangan, putus harapan, tidak punya motivasi untuk beraktivitas, kehilangan ketertarikan pada hal-hal yang dulunya menghibur, dan menyalahkan diri sendiri.

Baca juga artikel : Kelebihan dan Kekurangan Belanja Online

Faktor Penyebab Depresi

Berikut ini merupakan penyebab depresi yang dialami oleh seseorang
  • Faktor Genetik
Faktor yang pertama penyebab terjadinya depresi adalah faktor genetik. Hal ini disebabkan oleh gen yang diwariskan dalam keluarga. Kondisi ini biasanya sudah terjadi sejak masih kecil dan perawatan dengan obat menjadi salah satu tindakan yang bisa dilakukan. Namun pengaruh obat yang berlebihan juga bisa menyebabkan depresi menjadi lebih berat.

Data genetik menyatakan bahwa faktor yang signifikan dalam perkembangan gangguan mood adalah genetik. Pada penelitian anak kembar terhadap gangguan depresi berat, pada anak kembar monozigot adalah 50 %, sedangkan dizigot 10 – 25 %.

  • Gender
Penelitian menunjukkan bahwa wanita dua kali lebih banyak mengalami depresi daripada pria. Tidak ada yang mengetahui secara pasti, namun perubahan hormonal yang terjadi pada wanita pada banyak waktu dalam hidup bisa jadi merupakan faktor penyebabnya.

  • Situasi yang sulit
Terkadang kita memiliki kondisi yang sulit, seperti misalnya kita memiliki masalah yang cukup berat yang sedang kita hadapi. Biasanya banyak orang merasa depresi karena permasalahannya dan tidak dapat bangkit dari keadaan yang sebenarnya.

Berikut ini merupakan beberapa pemicu depressi yang paling sering terjadi :
  1. Tekanan pekerjaan yang sangat berat
  2. Putus dari hubungan sosial
  3. Ditinggal oleh orang dicintai
  4. Lingkungan keluarga yang buruk
  5. Dipecat dari pekerjaan

  • Usia
Orang yang berusia lanjut memiliki resiko depresi yang lebih besar. Itu bisa disebabkan oleh beberapa faktor lain, seperti hidup sendiri, kurangnya dukungan sosial, dan lain sebagainya.

  • Kebiasaan kurang tidur
Tidur merupakan kebutuhan penting bukan hanya untuk menjauhkan tubuh dari peradangan, tapi juga dari depresi. Sebuah studi menemukan, orang sehat yang kurang tidur memiliki aktivitas otak lebih besar saat melihat gambar yang membuat kesal dibandingkan mereka yang tidak. Aktivitas otak yang besar saat kesal merupakan ciri dari orang yang depresi.

Direktur Center for Circadian Medicine dr Matthew Edlund mengatakan, jika tidak cukup tidur, maka otak tidak memiliki waktu untuk memperbaiki sel-sel otak yang rusak sehingga mengganggu kinerja otak. Kinerja otak merupakan salah satu faktor penyebab depresi.

  • Kejadian yang menimbulkan trauma
Banyak kejadian bisa mengakibatkan depresi. Orang terkadang membutuhkan waktu yang lama untuk menerima kejadian yang menimbulkan trauma. Jika tidak bisa menerimanya, orang akan lebih berisiko mengalami depresi. Beberapa contoh kejadiannya adalah penyiksaan atau pelecehan, kematian seseorang yang dikasihi, kesepian akibat terisolasi, masalah dalam hubungan (pernikahan, persahabatan, keluarga, percintaan, dan rekan kerja), serta kesulitan ekonomi.

  • Alkohol dan penggunaan obat-obatan
Banyak obat-obatan yang bisa mendatangkan gejala depresi. Mengkonsumsi alkohol dan penyalahgunaan obat-obatan juga merupakan hal biasa pada orang yang depresi, dan tindakan tersebut malah semakin memperburuk keadaan depresi yang dialami.

  • Jenis kelamin
Studi penelitian telah menunjukkan bahwa perempuan lebih rentan terhadap depresi dibanding laki-laki. Hal ini disebabkan karena perempuan lebih mungkin untuk merenungkan hal-hal yang tidak akan menguntungkan mereka, yang akhirnya menghasilkan perasaan tidak berdaya dan putus asa.

  • Penyakit serius
Terkadang depresi muncul secara bersamaan atau sebagai reaksi dari penyakit yang serius. Beberapa penyakit kronis dan mengancam nyawa bisa meningkatkan risiko terjadinya depresi. Contohnya HIV/AIDS, penyakit jantung koroner, diabetes, dan kanker.

Penanganan Depresi

  • Olahraga
Olahraga bisa meredakan depresi dengan mengubah zat kimia dalam otak untuk mengatur mood seseorang yakni norepinefrin dan serotonin. Olahraga juga bisa melepaskan endorfin. Profesor psikiatri di Duke University School of Medicine, P. Murali Doraiswamy, MD, merekomendasikan olahraga tiga sampai lima kali dalam seminggu selama 20-30 menit untuk mencegah depresi. Misalnya dengan jalan cepat atau aerobic.

  • Belajar tentang depresi
Memahami lebih jauh tentang penyakit yang dialami bisa membantu dan memotivasi kamu dalam menjalani pengobatan yang dilakukan. Agar keluarga memberikan dukungan sepenuhnya, mintalah mereka mempelajari tentang depresi.

  • Meditasi
Selain itu, cara untuk menangani depresi adalah dengan melakukan meditasi. Hal ini telah dibuktikan oleh seorang peneliti, Dr. Elizabeth hoge, yang mengatakan bahwa meditasi mindful dapat mengatasi dan gangguan suasana hati secara efektif.

Nah, untuk Untuk menghilangkan stres yang muncul sehari-hari, sisihkan 30 menit setiap hari dan cari tempat tenang. Matikan gawai dan pejamkan mata. Atur nafas, dan fokus.

Jangan memikirkan apapun. Jika ada sesuatu yang mengganggu pikiran, segera usir dan kembali fokus. Kamu juga bisa mencoba fokus pada satu kata, atau bayangkan diri sedang berada di suatu tempat damai.

  • Bercerita

Jika kamu memiliki masalah yang berat atau apapun, sebaiknya kamu menceritakan permasalahan kamu kepada orang terdekat kamu. Utarakan apa saja yang terpendam dalam hati dan pikiran kamu.

  • Akupunktur
Mini studi di University of Arizona yang melibatkan 33 wanita dengan depresi menemukan bahwa 64 persen peserta mengalami penurunan depresi setelah mendapat terapi akupunktur. Dalam studi kedua dalam Journal of Affective Disorders, 70 pasien dengan gangguan depresi berat yang sudah mengonsumsi anti-depresan menunjukkan lebih banyak kemajuan setelah melakukan akupuntur ketimbang mereka yang tidak mendapat terapi akupunktur.

Obat-obatan yang Dipakai Untuk Mengatasi Depresi

Selain penanganan sendiri, depresi juga bisa ditangani dengan obat-obatan. Terutama untuk kasus depresi yang lebih parah, langkah-langkah di atas akan perlu ditunjang dengan obat-obatan berikut:

  • Antidepresan

Obat ini digunakan untuk mengatasi gejala-gejala depresi. Ada banyak pilihan obat antidepresan. Obat ini diberikan sesuai resep dokter. Tingkat keberhasilan dan dampak dari obat antidepresan berbeda-beda pada tiap orang. Contoh obat antidepresan adalah fluoxetin, citalopram dan amitriptylin. Pemakaian obat antidepresan umumnya akan memerlukan pemantauan dokter secara teratur, terutama pada awal pemakaian. Biasanya, obat antidepresan membutuhkan waktu 2 hingga 4 minggu untuk bekerja dan mulai menghilangkan gejala yang dirasakan penderita.

  • Lithium

Obat ini mungkin akan disarankan dokter jika antidepresan tidak cukup kuat untuk meredakan gejala depresi yang dirasakan. Lithium bisa berubah menjadi racun jika kadarnya terlalu tinggi di dalam darah. Oleh karena itu, penderita yang mengonsumsi lithium perlu melakukan tes secara teratur untuk mengawasi tingkat lithium dalam darah.

Penyakit depresi yang parah dan tidak ditangani dapat menyebabkan penderita kehilangan motivasi untuk hidup dan akhirnya memutuskan untuk bunuh diri. Usahakan untuk membicarakan masalah apa pun dengan orang-orang terdekat kamu atau dengan dokter. Kenali gejala-gejala depresi jika terjadi pada orang-orang di sekitar kamu. Makin cepat penanganan dan pengobatan yang dilakukan, maka peluang kesembuhan secara menyeluruh menjadi lebih tinggi.

Post a Comment for "Penyebab Depresi Pada seseorang dan Cara Menanganinya"